KEBANGKITAN NASIONAL KE DUA BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI
11.22 Posted In Kompetisi Blog Siswa MAN 4 Jakarta , Teknologi Informasi Edit This 0 Comments »Awal sejarah kebangkitan nasional Indonesia berakar pada pentingnya rasa kebangsaan dan pemerataan pendidikan. Hal ini
tercermin dari berbagai pemikiran banyak tokoh utama dimasa itu maupun orientasi organisasi massa yang ada. Ternyata bahwa
pada awal kebangkitan nasional Indonesia issue pengembangan sumber daya manusia Indonesia menjadi salah satu faktor utama.
Hal ini menarik jika kita telaah dari autobiography tokoh utama masa itu, seperti dr. Soetomo, pendiri Boedi Oetomo, beliau
melihat bahwa faktor pemerataan pendidikan khususnya melalui media tulisan menjadi sangat strategis. Langkah ini sangat
menguntungkan ditinjau dari effisiensi proses pemerataan informasi untuk menunjang proses belajar mengajar terutama
mengingat sumber daya pengajar / guru yang terbatas. Walaupun pada masa perang kemerdekaan dan awal pembangunan, Indonesia
telah banyak mengalihkan fokus pembangunan Indonesia pada masalah fisik dengan mengeksploitasi sumber daya alam di
Indonesia, tampak bahwa saat ini dengan di garis bawahi GBHN 93 pemerintah telah mencanangkan program wajib belajar 9 tahun
pada hari pendidikan nasional tanggal 2 Mei yang lalu dengan fokus utama pembangunan sumber daya manusia. Pemerintah bahkan
tidak tanggung-tanggung dalam melaksanakan hal ini dengan mengambil sebagian besar formasi pegawai negeri yang ada
untuk membuka peluang untuk menjadi guru. Jelas bahwa tenaga pengajar / guru yang ada jumlahnya sangat terbatas
dibandingkan jumlah siswa / calon siswa yang membutuhkan bimbingan di seluruh Indonesia. Kembali pada tulisan maupun
autobiography dr. Soetomo, media tulisan menjadi sangat strategis untuk mendampingi guru dilapangan khususnya dalam proses
belajar-mengajar. Tulisan ini akan memfokuskan alternatif penggunaan
teknologi informasi untuk meringankan tugas guru di lapangan khususnya dalam menunjang proses pemerataan pendidikan.
Mengapa justru media tulis menulis menjadi strategis untuk membantu proses belajar mengajar? jika kita bandingkan dengan
media informasi elektronik televisi dan radio, perbedaan utama yang ada adalah pada media tulis menulis - pembaca dapat
dengan mudah membalik-balik bukunya dan membaca dengan kecepatan si pembaca. Hal ini sangat menguntungkan dalam
memperlancar proses penyerapan isi pengetahuan yang ada dalam buku tersebut. Keuntungan ini tidak terdapat pada media
elektronik media broadcast televisi maupun radio yang sangat sulit disesuaikan kecepatan pengiriman informasinya dengan
kemampuan menerima si penerima informasi (siswa). Akan tetapi keuntungan utama media televisi dan radio
memungkinkan para siswa untuk melakukan interaksi dua arah antara guru yang berada di studio dengan murid-muridnya di
seluruh pelosok nusantara. Jadi kita perlu mencari alternatif media yang memungkinkan untuk
memperoleh keuntungan yang ada pada media tulis buku maupun media interaktif televisi dan radio.
Dengan berkembangnya dunia faktor kecepatan pemindahan informasi dalam jumlah yang besar menjadi sangat penting. Adakah
alternatif teknologi informasi yang memungkinkan pemindahan informasi secara cepat akan tetapi juga dapat mempertahankan
sifatnya sebagai media tulisan supaya
memudahkan para siswa untuk mencerna informasi dengan kecepatannya sendiri? Tantangan ini tampaknya terjawab dengan
keberadaan teknologi komputer yang dapat kita gunakan bukan hanya untuk mengirimkan media tulisan tapi juga gambar. Bahkan
dengan peralatan komputer dengan mudah para siswa membuka berkas-berkas yang ada untuk memahami isinya dengan kecepatan
yang sesuai dengan kemampuan penerimaan para siswa tsb. Mari kita bayangkan jika komputer-komputer yang ada di seluruh
pelosok Indonesia di kaitkan satu dengan lainnya, hal ini akan sangat memudahkan pengiriman berkas-berkas elektronik dari
satu tempat ke tempat lainnya. Hal ini berarti pula pelajaran-pelajaran dapat disebarkan secara cepat. Bahkan tidak
terbatas pada aplikasi pengiriman berkas saja, para siswa dapat berinteraksi langsung dengan para guru yang mungkin berada
di tempat yang jauh cukup dengan cara mengirimkan berkas yang berisi pertanyaanpertanyaan kepada guru-gurunya. Hal ini
memungkinkan interaksi antara guru dan murid dapat dilangsungkan tanpa perlu terlalu tergantung pada jumlah guru yang ada
di lapangan sehingga effisiensi penggunaan tenaga guru dapat lebih ditingkatkan. Aplikasi jaringan komputer ini tidak hanya
terbatas pada hubungan antara para guru dan siswa tapi dapat berkembang menjadi hubungan antara para siswa di seluruh
Indonesia yang secara keseluruhan
terlibat dalam berbagai diskusi / konferensi elektronik berbasis teknologi informasi komputer yang membuka terjadinya
Global Brain yang
memungkinkan percepatan mengembangan SDM yang diinginkan. Teknologi jaringan komputer membuka kemungkinan pembangunan SDM
secara effisien tanpa perlu terikat pada dimensi ruang dan waktu. Bayangkan jika jaringan komputer antara para siswa
sekolah dasar dan menengah ini dikaitkan pada jaringan komputer yang saat ini telah beroperasi antara berbagai universitas
di Indonesia. Para siswa tidak hanya berinteraksi dengan para guru tapi juga dapat langsung secara personal berinteraksi
para mahasiswa dan dosen perguruan tinggi. Apa yang akan diperoleh dari hubungan ini? jelas bahwa wawasan berfikir para
siswa akan dibuka lebarlebar dengan adanya keterbukaan ini. Para siswa menjadi tahu mengapa mereka harus bersusah payah
mempelajari berbagai mata pelajaran yang selama ini diajarkan. Mengapa Fisika dan Matematika menjadi sangat penting untuk
menjadi seorang insinyur elektro dan komputer? Dapat kita harapkan bahwa keterbukaan ini akan memacu para siswa untuk
belajar dan menambah minatnya dalam berbagai bidang ilmu. Bukan mustahil keberadaan jaringan komputer di Indonesia yang
mengakitkan berbagai sekolah dasar maupun menengah dengan berbagai perguruan tinggi di Indonesia menjadi dasar sebuah
revolusi informasi yang pada akhirnya menjadi awal terjadinya kebangkitan nasional ke dua di Indonesia yang berbasis
teknologi infomasi. Apakah kita bermimpi dengan ini semua? Tampaknya Republik tercinta ini cukup beruntung dengan adanya
banyak staf-staf muda yang berdedikasi di
berbagai perguruan tinggi maupun lembaga penelitian. Saat ini jaringan komputer antara universitas dan lembaga penelitian
di Indonesia telah terbentuk dan terus berkembangan dengan menggunakan teknologi packet radio dan peralatan yang sepenuhnya
dibuat sendiri di Indonesia tanpa terikat pada lisensi maupun hak paten GATT yang memusingkan para industriawan. Penggunaan
radio sebagai media komunikasi sangat menguntungkan bagi kami di perguruan tinggi dan lembaga penelitian karena biaya
operasi yang sangat rendah sehingga memudahkan pengembangan jaringan ke daerah terpencil. Lembaga-lembaga yang terkait saat
ini bergabung pada organisasi informal jaringan komputer Paguyuban yang sifatnya sukarela. Kesemua ini telah membuktikan
bahwa sebetulnya bangsa Indonesia mampu untuk menumpu perkembangan teknologi informasi menggunakan teknologi yang
dikembangkan sendiri di Indonesia. Berbagai hal telah beroperasi dengan berjalannya jaringan komputer Paguyuban ini antara
lain berbagai aktifitas desentralisasi informasi khususnya mengenai hasil-hasil penelitian baik di perguruan tinggi maupun
lembaga penelitian melalui berbagai server basis data yang dapat diakses secara cumacuma melalui jarinangan komputer.
Infomasi yang ada juga dipersiapkan untuk diakses secara internasional sehingga diharapkan akan membuka kerjasama
penelitian secara internasional. Indonesia bagian timur saat ini sedang dalam proses kerjasama untuk mengintegrasikan
UNPATTI (Ambon), UNCEN (Jayapura & Manokwari), UNHALU (Kendari) yang dimotori oleh teman-teman di Eastern Indonesia
University
Development Project (EIUDP) yang di sponsori oleh Canadian International Development Agency (CIDA). Keberhasilan dalam
mengkaitkan universitas di Indonesia timur ke jaringan komputer Paguyuban ini diharapkan akan membuka terobosan baru di
dunia pendidikan Indonesia khususnya untuk proses pemerataan pendidikan di Indonesia yang memungkinkan terjadinya proses
pendidikan jarak jauh yang sangat effisien. Bukan mustahil konsep ini dapat diterapkan untuk membuka universitas terbuka
secara elektronik. Ternyata inisiatif ini telah berkembang tidak hanya dalam lingkungan perguruan tinggi akan tetapi juga
pada tingkat sekolah menengah khususnya di daerah Bandung dan sekitarnya. Beberapa usaha untuk menjadikan perakitan modem
untuk jaringan komputer ini sedang diusahakan untuk dikaitkan dengan mata pelajaran prakarya elektronika yang selanjutnya
dapat digunakan untuk membangun jaringan komputer di sekolah-sekolah menengah dengan bertumpu pada kemampuan para siswa itu
sendiri. Mudah-mudahan hal ini dapat menjadi awal terbentuknya sebuah masyarakat ilmiah berbasis pada sistem informasi yang
menjadi dasar kebangkitan nasional ke dua. Melihat potensi yang ada ternyata telah menarik beberapa industri besar maupun
kecil khususnya yang bergerak dalam bidang komputer maupun telekomunikasi untuk bergabung dan berinteraksi langsung dengan
masyarakat perguruan tinggi maupun lembaga penelitian. Proses interaksi sangat informal dan tidak terikat pada birokrasi
maupun dimensi ruang dan waktu. Hal ini dimungkinkan oleh adanya fasilitas konferensi elektronik maupun surat elektronik.
Jelas bahwa konsep ini merupakan relisasi konsep
link & match Pak Wardiman akan tetapi bertumpu pada teknologi informasi jaringan komputer yang memungkinkan keseluruhan
proses berjalan secara effisien dan tidak membuang banyak dana untuk menyelenggarakan seminar / konferensi karena
keseluruhannya dijalankan secara elektronik. Revolusi dalam dunia komputer dan telekomunikasi telah membuka wawasan baru
khususnya bagi dunia pendidikan dan penelitian di Indonesia. Bukan mustahil dengan berkembangnya jaringan komputer
Paguyuban di Indonesia akan membuka nuansa baru bagi proses pembentukan SDM melalui pemerataan pendidikan dan informasi.
Hal ini pada akhirnya diharapkan dapat menjadi basis dari kebangkitan nasional Indonesia ke dua.
Oleh Onno W. Purbo. Staf pengajar jurusan teknik elektro ITB dan staf peneliti PAU Mikroelektronika ITB.
Lihat sumber
0 komentar:
Posting Komentar